Jumat, 17 April 2009

MEDIA KREASI DI SEKOLAH

Dikutip dari Najib Sulhan (Kamis, 16 April 2009)

  1. Pengertian Media di Sekolah

Media merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan antara satu dengan lainnya. Seorang guru mengajar di dalam kelas menggunakan media agar siswa lebih cepat menangkap pelajaran, baik itu yang berbentuk audio maupun yang berbentuk visual.

Media dalam tulisan ini berarti sarana yang dipakai oleh warga sekolah dalam mengkomunikasikan segala yang ada di sekolah. Komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya, maupun guru dengan siswa, sekolah dengan orang tua, bahkan sekolah dengan masyarakat yang ada.

Dengan media di sekolah, barbagai permasalahan yang menyangkut kegiatan sekolah dapat disampaikan dengan lebih cepat. Artinya, bahwa media sekolah ini mampu melayani informasi secara terbuka kepada sekolah dengan cepat, baik menyangkut program sekolah maupun hal-hal baru yang harus diketahui oleh segenap keluarga sekolah.

Media yang dimaksud ini juga mampu mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran literasi, yaitu membaca dan menulis. Untuk itulah, sebagai sekolah yang berusaha menyiapkan generasi penerus, sudah selayaknya membuat media sekolah.

Sudah diketahui bersama bahwa seorang pemimpin perlu dibekali dengan kemampuan membaca dan menulis. Ini artinya, semua sekolah menyiapkan media yang mampu menumbuhkembangkan minat membaca dan menulis siswa.

Dari media sekolah inilah akan bermunculan potensi siswa dalam hal menulis. Mereka mempunyai wadah. Mereka mempunyai tempat untuk berekspresi. Karya mereka dihargai dan tidak dibuang begitu saja. Dengan demikian maka sekolah telah memfngsikan diri sebagai tempat pembentukan generasi yang siap menjadi pemimpin sejati. Semua kembali pada sebuah kemauan yang besar untuk bersama-sama membangun generasi muda lewat lembaga sekolah.(Sulhan, 2006:61-62)


  1. Manfaat Media Sekolah

Media sekolah saat ini bukan hanya sebagai kebutuhan sekunder, tetapi sudah menjadi kebuthan primer. Ini bukan hanya untuk kepentingan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertugas membentuk dan membangun generasi muda, perlu memikirkan masa depan anak-anak.

Ada beberapa manfaat yang akan dipetik apabila media sekolah di adakan, diantaranya adalah:

  1. Menumbuhkembangkan Minat Membaca dan Menulis

Dengan adanya media sekolah, maka minat membaca dan menulis siswa akan meningkat. Ini karena mereka merasa dihargai. Karya-karya kreatif dan orisinil yang mereka tulis mendapat tempat. Selain itu, mereka kan banyak membaca karena dengan membaca, mereka mendapatkan bahan untuk menulis. Tentunya ini juga akan mengurangi dominasi televisi karena mereka banyak disibukkan dalam dunia membaca dan menulis.

  1. Menjadi Sarana Komunikasi

Media sekolah juga dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi yang efektif. Program yang dibuat di sekolah, sesungguhnya dapat disampaikan melalui media sekolah. Hal itu karena sudah menjadi informasi resmi sekolah, maka mau tidak mau, minimal siswa akan membaca media tersebut. Lebih-lebih media ini dijadikan bacaan orang tua. Maka akan terjadi komunikasi yang efektif terhadap perkembangan sekolah.



  1. Macam-Macam Media di Sekolah

Banyak macam dan ragamnya media sekolah. Ada media sekolah yang sifatnya permanen, tidak berubah-ubah tempatnya. Ada pula media yang dapat dibawa keman-mana. Ada media dalam bentuk tulis atau cetak, ada pula media dalam bentuk elektronika.

Majalah dinding sebagai media sekolah permanen yang sering menempel di dinding sekolah sering dijumpai. Ada yang dikemas cukup sederhana, ada pula yang dikemas sedemikian rupa sehingga enak dibaca.

Ada juga media sekolah yang mudah dibawa ke sana ke mari, misalnya bulletin sekolah atau juga majalah sekolah. Seperti halnya majalah dinding, bulletin dan majalah sekolah ada yang dikemas dalam bentuk yang sangat menarik. Ada bulletin atau majalah yang menjadi bacaan anak-anak saja, ada pula yang difungsikan untuk bacaan orang tua. Semua itu bergantung dari tujuan diadakannya media sekolah.

  1. Majalah Dinding

Majalah dinding bukan hal baru dalam dunia pendidikan. Majalah dinding sudah sering kita dengar. Majalah dinding merupakan bentuk karya tulis yang ditempelkan pada dinding. Bentuk karya tulis ini tidak mudah untuk dipindah-pindah tempatnya. Kalaulah dipindah, maka harus bersama dengan papan tempat menempel karya tulis tersebut.

Majalah yang dibuat di sekolah terdapat berbagai jenis. Ada majalah dinding sekolah yang menjadi informasi sekolah dan ditempel di tempat strategis atau di luar kelas agar dapat dibaca semua siswa. Majalah dinding semacam ini lebih banyak berisi beita tentang sekolah. Majalah seperti ini bersifat umum, artinya semua siswa diperkenankan untuk memberikan karyanya tana dibatasi oleh kelas khusus.

Beda halnya dengan majalah dinding kelas. Majalah dinding kelas adalah majalah dinding yang dikelola oleh setiap kelas. Penempatan majalah dinding ini biasanya di dinding bagian luar kelas. Info yang disampaikan dalam majalah dinding kelas merupakan info kelas itu sendiri. Begitu pula karya-karya yang dipajang juga karya-karya kelas tersebut.

Banyak juga dijumpai sekolah-sekolah yang menggunakan majalah dinding sekolah dalam bentuk kelompok. Artinya, kelas itu tidak hanya membuat satu majalah dinding yang di tempel di bagian luar dinding kelas, tetapi siswa di kelas itu dibagi menjadi beberapa kelompok, bisa tiga, empat, atau sampai lima. Masing-masing kelompok memunyai papan sendiri yang diletakkan di dalam kelas. Setiap kelompok merancang bentuk majalah dinding kelompok kelas.

Setiap sekolah seharusnya sudah mampu mengembangkan media sekolah, minimal membuat majalah dinding. Selain biayanya yang relatif murah dan dapat dijangkau oleh sekolah, manfaatnya cukup efektif untuk memotivasi siswa dalam menumbuhkembangkan minat membaca dan menulis. Selain itu, dengan majalah dinding, informasi sekolah juga bisa tersosialisasi dengan cepat. Anak juga lebih apresiatif terhadap karya tulis yang dibaca di majalah dinding yang telah dibuat oleh teman-temannya.

Dengan majalah dinding, anak dilatih untuk bertanggung jawab mengelola sebaik-baiknya. Peran guru hanyalah sebagai motivator dan fasilitator serta pembimbing agar minat anak terus tumbuh untuk mengembangkan kreativitasnya di bidang karya tulis. Untuk itulah, meskipun majalah dinding ini merupakan media yang cukup sederhana, namun perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Hal ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Membuat majalah dinding, tidak jauh berbeda dengan membuat media yang lainnya. Semua membutuhkan kesiapan. Hanya saja, untuk majalah dinding ini persiapannya tidak terlalu rumit. Kesungguhan dan kemauan adalah modal yang paling utama untuk merancang sebuah media sekolah. Kemauan dan kesungguhan itu muncul dari pimpinan sekolah, guru, dan siswa. Pimpinan sekolah sebagai pengambil kebijakan seharusnya peduli terhadap pengadaan majalah dinding. Begitu pula guru, seharusnya mampu memberikan motivasi. Lebih penting lagi siswa mempunyai kemauan untuk membuat majalah dinding ini.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat majalah dinding. Mulailah dari hal-hal yang cukup sederhana. Jika dimulai dari hal yang cukup sederhana. Jika dimulai dari hal-hal yang cukup sederhana anak akan merasa santai membacanya.

  • Persiapan

  • Menyiapkan papan madding

  • Menyiapkan guru Pembina

  • Menyiapkan tim redaksi

  • Pelaksanaan

  • Menentukan isi/kolom majalah dinding

Isi kolom dalam majalah dinding biasanya berisi tentang Salam redaksi, Profil, Opini, Pengetahuan, Berita, Agama, Seni, Mutiara kata, dan Gambar.

  • Menentukan jadwal terbit

  • Evaluasi

Dalam setiap penerbitan selalu ada evaluasi. Evaluasi dimaksudkan agar bulletin yang diterbitkan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar. Evaluasi yang dilakukan ini tentunya bersama dengan Pembina.

Guru Pembina melihat cara kerja tim redaksi. Apakah semua bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau mungkin ada yang efektif. Selain itu, evaluasi tentang kolom yang ada juga perlu dilakukan. Hal ini untuk memberikan pelajaran kepada tim redaksi, termasuk penulis-penulis yang tidak tergabung dalam tim redaksi.

Untuk evaluasi dibutuhkan waktu khusus. Tentunya, waktu yang tidak mengganggu pelajaran sekolah. Dapat pula mengadakan pertemuan rutin bagi tim redaksi.

Sekolah-sekolah yang sudah mempunyai majalah dinding sebaiknya kualitasnya terus ditingkatkan. Sementara yang belum memiliki majalah dinding, seyogyanya segera membuat. Itu semua untuk melatih siswa dalam “jurnalistik”. Selain itu anak butuh wadah untuk mengaktualisasi diri dari melalui karya tulis.

  1. Buletin Sekolah

Salah satu bentuk media informasi dan komunikasi yang lain adalah bulletin. Bulletin sangat sederhana, bentuknya lembaran-lembaran yang terdiri dari beberapa halaman saja sehingga informasi yang dimuat tidak terlalu banyak. Meskipun demikian, bulletin sangat berarti bagi sekolah karena sekolah dapat menginformasikan apa yang perlu disampaikan kepada siswa atau orang tua. Selian itu, dengan bulletin ini siswa lebih berkreasi dalam membuat karya tulis.

Garan Meskipun bentuknya sangat sederhana, bulletin perlu ditangani secara serius. Lebih-lebih bulletin merupakan informasi tulis yang dapat dibawa ke mana-mana, maka sudah seyogyanya ditangani sebaik-baiknya.

Jika majalah dinding tidak banyak membutuhkan biaya, maka bulletin ini sudah harus ada anggaran khusus karena setiap terbit harus melalui percetakan. Selain itu, naskah yang dimuat juga melalui editor. Artinya, naskah itu juga perlu diedit dulu. Hal ini untukn menghindari salah konsep atau adanya kesalahpahaman isi yang dikeluarkan dala bulletin tersebut.

Bulein yang sering dijumpai saat ini adalah bulletin yang dikeluarkan di masjid-masjid, dan masih dalam bentuk lembaran-lembaran. Isinya pun lebih pada artikel berkaitan dengan agama. Beda halnya dengan bulletin yang dijumpai di sekolah-sekolah yang memuat tentang pendidikan. Selain dalam bentuk lembaran-lembaran, ada juga sekolah yang mengeluarkan bulletin dalam bentuk yang sudah dibukukan, bukan hanya lembaran-lembaran. Tentunya banyak materi yang dimuat di dalamnya. Ini membuka peluang bagi siswa untuk lebih kreatif dalam membuat karya tulis yang dimuat di bulletin tersebut.

  1. Majalah Sekolah

Mendengar kata “majalah”, gambaran yang muncul dalam pikiran kita adalah majalah yang saat ini sudah beredar di tengah-tengah masyarakat, misalnya majalah “Mentari”, “Aku Anak Soleh”, “Bobo”, “Gadis”, dan lain-lain. Jika dilihat dari bentuknya, memang seperti itulah majalah. Ada sampul (Cover), ada daftar isi, ada banyak kolom yang harus diisi.

Majalah sekolah berbeda dengan majalah dinding dan bulletin. Untuk membuat majalah sekolah, banyak perangkat yang perlu dipersiapkan. Hal ini karena menyangkut bnayak hal, antara lain, dana, tenaga, dan perangkat lain.

Dana menjadi pembahasan pertama dalam membuat majalah sekolah. Mengapa?hal itu karena dana diperlukan untuk beberapa hal sebagai berikut:

  • Dana untuk percetakan

  • Dana untuk penulis

  • Dana untuk operasional lainnya.

Sebagai sekolah yang hendak membuat majalah sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola sebuah majalah sekolah, antara lain sebagai berikut:

  • Membuat struktur organisasi majalah sekolah (Tim Redaksi)

  • Menentukan ukuran majalah sekolah

  • Menentukan isi majalah

  • Menentukan sampul majalah

  • Menentukan jadwal terbit


  1. Contoh-Contoh Jenis Tulisan di Media

  1. Opini

  • Tajuk rencana atau editorial

  • Artikel

  • Kolom

  • Pojok

  • Resensi buku

  • Info buku baru

  • Surat pembaca

  1. Berita

  • Berita langsung

  • Berita olahraga

  • Berita penyelidikan

  • Berita foto

  • Moment Expose

  1. Feature

  • Feature human interest

  • Feature pribadi

  • Feature perjalanan

  • Feature pengalaman

  • Feature sejarah

  • Feature petunjuk aktif

  1. Lain-lain

  • Cerpen

  • Puisi

  • Humor

  • Kata bijak

1 komentar: