Jumat, 17 April 2009

JURNALISTIK MEDIA KREASI

Jurnalistik media kreasi atau yang dapat disingkat sebagai Jurmedkres ini adalah salah satu bentuk media yang berisi tentang berbagai manfaat dunia jurnalistik dalam pembelajaran. Sebelum membahas lebih jauh tentang jurnalistik media kreasi tersebut, terlebih dahulu sebaiknya kita harus mengetahui tentang seluk beluk dari jurnalistik terlebih dahulu.


SELUK BELUK JURNALISTIK

Oleh Ernawati (Rabu, 15 April 2009)

  1. Pengertian Jurnalistik

Dunia jurnalistik sudah banyak di kenal dan menyebar luas di kalangan masyarakat. Salah satu bentuk nyata hasil dari jurnalistik adalah banyak diterbitkannya media massa, baik cetak maupun elektronik. Bahkan mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, manusia selalu disuguhin berbagai macam atau jenis berita sebagai hasil dari kegiatan jurnalistik tersebut. Sehingga istilah jurnalistik sudah tidak asing lagi di mata masyarakat.

Istilah jurnalistik yang tidak asing tersebut, membuat terdapat berbagai asumsi tentang pengertian atau devinisi jurnalistik. Namun dari berbagai pengertian yang muncul di masyarakat tersebut, pada intinya sama. Salah satunya pengertian yang dikemukakan oleh Drs. Sutedjo yang memberikan asumsi bahwa jurnalistik adalah salah satu ilmu komunikasi yang mempelajari keterampilan seseorang dalam mencari, mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi tentang suatu permasalahan dan disebarluaskan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Beliau juga mengemukakan bahwa bentuk dari karya jurnalistik adalah uraian atau pendapat yang mengandung nilai berita dan penjelasan masalah yang aktual atau sedang dibicarakan banyak orang, dan disajikan kepada khalayak melalui media massa. Jadi, semua bentuk tulis-menulis yang dimuat di media massa merupakan karya jurnalistik (Peni, 2006:15).

Menurut Sulhan (2006:10) yang memandang berdasarkan segi etimologi (arti bahasa), jurnalistikjournal yang berarti catatan harian. Adapun istik merujuk pada kata estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Dapat disimpulkan bahwa secara etimologis jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari, karya yang memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga dapat dinikamti dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya. terdiri atas dua kata, yaitu jurnal dan istik. Kata jurnal berasala dari bahasa Perancis,

Sulhan juga mengemukakan bahwa banyak tokoh-tokoh ahli yang memberikan pandangan mereka yang berbeda-beda tapi memiliki makna yang sama tentang jurnalistik. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya adalah Astrid S Susanto yang mengartikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Sama halnya dengan pandangan yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendi bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayah, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat. Tokoh lain yang ikut menyumbangkan pandangannya adalah A. W. Wijaya yang manyatakan bahwa jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasan mengenai berbagai peristiwa atau kejadin sehari-hari yang actual dan faktual dalam waktu yang secepat-cepatnya. Sedanggkan menurut Djen Amar mengartikan jurnalistik sebagai kegiatan mengumpulkan, mengelolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seuas-luasnya. Dari berbagai pandangan para tokoh tersebut, Kustadi Suhandang mencoba menyimpulkan bahwa jurnalistik adalah seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayak (Sulhan, 2006:11).

Sedangkan menurut Supriyatno dalam bukunya yang berjudul Ragam Bahasa Jurnalistik menjelaskan bahwa Secara harfiah, istilah jurnalistik berasal dari kata “journal” yang berarti catatan harian. Sedangkan jurnalis adalah seseorang yang pekerjaannya mengumpulkan, mengolah dan kemudian menyiarkan catatan-catatan harian tersebut.

Sejalan dengan kedua pengertian di atas, Yurnaldi (1992:17) juga menyumbangkan pemikirannya tentang jurnalistik. Menurutnya jurnalistik berasal dari istilah Acta Diurna, yang artinya segala kegiatan dari hari ke hari. Dalam bukunya yang berjudul Kiat Praktis Jurnalistik untuk siswa, mahasiswa, dan calon wartawan, Yurnaldi juga sependapat dengan asumsi yang dikemukakan oleh Supriyanto. Selain itu, dalam bukunya tersebut Yurnaldi juga menambahkan pendapat dari Adinegoro, yang menyatakan bahwa jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pokoknya untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya.

Berdasarkan berbagai pandangan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa jurnalistik adalah salah satu komunikasi yang menyiarkan berita dan atau ulasan berita tentang peristiwa-peristiwa sehari-hari yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya.


  1. Macam-Macam Jurnalistik

Berdasarkan media penyebarluasannya, jurnalistik terdiri atas dua macam yaitu; jurnalistik cetak dan jurnalistik elektronik.

  1. Jurnalistik cetak

Jurnalistik cetak adalah jurnalistik yang disampaikan melalui media cetak. Jurnalistik jenis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari jurnalistik ini adalah pesan yang disampaikan melalui media cetak bisa dibaca berulang-ulang dan dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Sedangkan kekurangannya adalah tidak bisa menyajikan peristiwa yang sedang berlangsung.

  1. Jurnalistik elektronik

Jurnalistik elektronik adalah jurnalistik yang dipublikasikan melalui media elektronik. Seperti halnya dengan jurnalistik cetak, jurnalistik elektronik juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari jurnalistik ini adalah bisa menyajikan peristiwa yang sedang berlangsung. Sedangkan kekurangannya adalah pesan hanya dapat didengar secara sekilas, kalimat singkat, padat, dan sederhana (Peni, 2006:15-16).

Berdasarkan garis besarnya, jurnalistik itu dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:

  1. News

  • Straight News:

  • Matter of news

  • Interpretative report

  • Reportage

  • Feature News:

  • Human interest feature

  • Biographical and personality feature

  • Travel feature

  • Explanatory and how to do it feature

  • Scientific feature

  1. Views

  • Editorial

  • Special articles

  • Column

  • Features articles (Yurnaldi, 1992:18).


  1. Unsur-Unsur dalam Jurnalistik

Istilah jurnalistik sering kita dengar. Jurnalistik selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sejalan dengan dengan pergaulan hidup yang dinamis, terus berkembang, lebih-lebih dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Perkembangan jurnalistik tersebut tidak lain didukung oleh unsur-unsur yang ada dalam jurnalistik itu sendiri. Unsur-unsur pendukung tersebut terdiri atas:

  1. Jurnalistik(wartawan)

Wartawan merupakan orang-orang yang bertugas mencari, mengumpulkan, dan mengelola bahan pemberitaannya menjadi konsep berita, komentar, dan iklan (advertensi) yang akan disiarkan. Wartawan juga bisa dikatakan sebagai jurnalis. Berdasarkan tugas dan karya yang dihasilkannya, wartawan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu reporter dan editor. Reporter adalah jurnalis atau wartawan yang bertugas mencari dan mengumpulkan berita atau bahan pemberitaan melalui peliputan peristiwa yang terjadi. Sedangkan editor adalah jurnalis atau wartawan yang bertugas mengedit berita, dalam arti menilai dan mempertimbangkan kelayakan dan kepentingan hasil karya para reporter untuk dijadikan berita atau komentar dan menyusunnya kembali menjadi produk jurnalistik yang siap cetak.

Selain reporter dan editor dikenal juga istilah koresponden yang merupakan wartawan yang ditugaskan di suatu tempat dan menetap di daerah tersebut. Koersponden bertugas meliput semua peristiwa yang terjadi di daerahnya, kemudian melaporkannya kepada editor media massa tempat koresponden tersebut tercatat sebagai karyawan yang ditugaskan untuk daerah tertentu.

Beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh wartawan adalah:

  • Memiliki jiwa mandiri

  • Memiliki banyak inisiatif untuk mendapatkan berita

  • Tidak mudah untuk dikendalikan oleh orang lain

  • Harus banyak membaca buku untuk menambah pengetahuan

Sedangkan menurut Peni (2006:16-17) menyatakan bahwa seorang wartawan atau jurnalis itu harus memiliki criteria di bawah ini:

  • Berbudaya kritis

  • Berbudaya baca

  • Berpikir sistematis dan logis

  • Memahami gaya dan penguasaan bahasa


  1. Penerbit

Penerbit merupakan instansi yang menyelenggarakan seluruh administrasi penyiaran informasi atau berita. Berdasarkan cara kerjanya, penerbit dapat diartikan sebagai pembuat kata-kata dan gambar kreatif untuk dipublikasikan (disampaikan kepada umum). Tugas yang diemban penerbit mencangkup beberapa hal diantaranya adalah pengeditan, perwajahan, produksi (percetakan), serta pendistribusian (penjualan dan pengedaran), dan sirkulasi. Namun dalam dunia pemberitaan/jurnalistik khususnya jurnalistik cetak baik berupa Koran, tabloid dan majalah, tidak harus memiliki percetakan sendiri. Penerbit media cetak dapat menggunakan jasa percetakan lainnya.


  1. Percetakan

Percetakan merupakan unit kerja sebuah media. Naskah yang akan diterbitkan, setelah melalui proses editing, maka dimasukkan ke percetakan untuk dicetak. Proses percetakan naskah merupakan metode pembuatan bentuk-bentuk huruf dan gambar. Percetakan media ini merupakan karya yang menampilkan pengetahua agar setiap orang dapat membacanya. Melalui karya tersebut disuguhkan fakta-fakta dan ide-ide dalam bentuk yang bagus dan permanen. Percetakan mempunyai tugas untuk memoles produk wartawan dari segi grafis-estetikanya menjadi bentuk berita, komentar, artikel, feature dan iklan dalam surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya (Sulhan, 2006:12-15).


  1. Fungsi Jurnalistik

Jurnalistik memiliki empat fungsi penting yaitu:

  1. To inform

  2. To interpret

  3. To guide, dan

  4. To intertain(Yurnaldi, 1992:17).


  1. Bahasa Jurnalistik

Bahasa dalam dunia jurnalistik tidak ubahnya memiliki fungsi sebagai cat atau bahan-nahan lain serupa bagi pelukis. Jadi, fungsi bahan tersebut bersifat hampir mutlak. Demikian pula halnya fungsi bahasa bagi seorang penulis atau wartawan. Karena dengan bahasa itulah yang dipakai untuk mengungkapkan idea tau informasi yang hendak dibeberkan. Dalam prakteknya, bahasa dapat pula berfungsi sebagai pisau bermata dua. Yang salah satu sisinya dapat digunakan untuk menyampaikan maksud penulis, membeberkan informasi, unsur-unsur emosi, dan lain-lain. Dengan demikian bahasa dapat membuat orang dari tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan sisi lainnya, dengan penggunaan bahasa juga mungkin bisa mencelakakan penulis. Kemungkinan ini bisa terjadi bila pemilihan kata yang kurang hati-hati. Seperti pepatah yang sering kita dengar yaitu ”mulutmu adalah harimaumu”. Sedangkan bagi para jurnalis atau wartawan pepatah tersebut bisa diganti dengan “penamu adalah harimaumu”.

Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang digunakan dalam majalah, suratkabar, televisi, atau radio. Sebagai suatu ragam bahasa, bahasa jurnalistik tentu memiliki ciri tertentu, seperti: pertama, bahasa jurnalistik harus terpelihara. Dan kedua, bahasa jurnalistik harus mudah dipahami(Yurnaldi, 1992:79-82).

Menurut Djuraid (2007:130) bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipakai dan dipahami dalam pergaulan sehari-hari sehingga sebagian besar masyarakat yang melek huruf bisa menikmati isinya. Sedangkan menurut Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagaimana yang tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Lain halnya dengan Kurnniawan Junaedhie yang menjabarkan bahasa jurnalistik sebagai bahasa Indonesia yang digunakan oleh penerbitan pers. Bahasa yang mengandung makna informatif, persuasif, dan secara konsensusmerupakan kata-kata yang bisa dimengerti secara umum, harus singkat tapi jelas dan tidak bertele-tele. Sudaryatno menjelaskan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa Indonesia yang dipakai untuk menyampaikan informasi melalui pers, radio, televisi dan film.

Terdapat beberapa ciri pokok bahasa jurnalistik yang dikemukakan oleh Rahardi (2006:11-16), diantaranya adalah:

  1. Bahasa juranalistik menjunjung tinggi dimensi kekomunikatifan

  2. Bahasa jurnalistik menjunjung tinggi dimensi kespesifikan

  3. Bahasa jurnalistik menjunjung tinggi dimensi kehematan

  4. Bahasa jurnalistik menjunjung tinggi dimensi kejelasan

  5. Bahasa jurnalistik mengutamakan ketidakmubaziran dan ketidakklisean

Sedangkan menurut Djuraid (2007:132-135) ada beberapa pedoman bahasa jurnalistik, yaitu:

  1. Ringkas, hemat kata dengan menghilangkan bagian yang tidak penting.

  2. Jelas, mudah dimengerti dan tidak mengundang pembaca untuk bertanya-tanya dan membingungkan.

  3. Tertib dan patuh pada aturan atau norma yang berlaku dalam menulis berita; penggunaan bahasa, susunan kata, prioritas dan sebagainya.

  4. Singkat, harus diperhatikan titik, koma dan tanda baca lain harus diprhatikan.

  5. Menarik, menulis berita yang menarik sangat penting yang menjadi tugas wartawan yang ditentukan oleh kemampuannya menulis.


  1. Genre Karya Jurnalistik

Ada beberapa jenis karya tulis dan karya kreatif dalam jurnalistik, diantaranya adalah:

  1. Berita (dalam berbagai ragam pemberitaan)

  2. Tajuk rencana atau editorial

  3. Feature atau tulisan khas

  4. Artikel

  5. Iklan atau advertensi

  6. Pojok (sentilan), karikatur/sketsa dan “stop press”

  7. Esei sastra dan budaya

  8. Cerita pendek, novel yang diturunkan dalam bentuk cerita bersambung (cerber).(Supriyanto, 1997:10)



3 komentar:

  1. buat artikel lagi dunk.. tentang inovasi pendidikan difusi dan desiminasinya..

    BalasHapus
  2. mbak, buatin contoh proposal mendirikan usaha dunk..

    BalasHapus
  3. Mba kok tidak ada daftar pustakan / referensi yaa... kalau ada tolong kirimkan ke email saya yaa "chubbyimoet@yahoo.com"

    thanks yaa Mba

    BalasHapus